Mengenal Molnupiravir, Harapan Baru Melawan Omicron
Ilustrasi obat Covid-19 Molnupiravir (Sumber : Miguel Á. Padriñán from Pexels) |
Beberapa negara termasuk
Indonesia telah mengumumkan penggunaan Molnupiravir sebagai salah satu obat
antivirus baru yang dapat melawan Covid-19. Ini merupakan kabar baik ditengah
ancaman gelombang ketiga akibat meningkatnya kasus positif Omicron.
Perkembangan Covid-19 sampai
dengan 22 Januari 2022 menunjukkan penambahan kasus baru yang tinggi, yaitu
3.205 kasus positif baru.
Dari data tersebut, varian
Omicron mendominasi kasus baru. Meskipun gejala yang ditimbulkan dikategorikan
ringan dan sedang, tetap membutuhkkan perhatian dan upaya yang serius.
Pemerintah telah memprediksi akan
terjadinya gelombang ketiga yang puncaknya diperkirakan pada pertengahan
ferbruari sampai awal maret.
Selain upaya pencegahan melalui
percepatan vaksinasi, upaya pengobatan juga perlu dipersiapkan dengan baik.
Seperti diketahui, antivirus oral
yang mudah didistribusikan sangat dibutuhkan untuk mengobati COVID-19, mencegah
perkembangan penyakit yang parah, dan memblokir penularan sindrom pernapasan
akut coronavirus.
Sebetulnya pada pertengahan
sampai dengan akhir 2021 telah beredar kabar mengenai penggunaan beberapa calon
obat aintivirus termasuk Molnupiravir yang dapat melewan Covid-19.
Namun pada saat itu, informasinya
masih belum pasti karena sedang dalam tahap uji klinik di beberapa negara.
Menyusul Amerika Serikat, pada
awal 2022, beberapa negara seperti Inggris dan Vietnam, telah mengumumkan bahwa
Molnupiravir telah dapat digunakan.
Kabar baiknya, BPOM juga
mengumumkan pemberian ijin penggunaan darurat (UEA) obat Molnupiravir pada 12
Januari 2022.
Saat ini, setidaknya ada 2
industri farmasi telah mengumumkan kesiapannya untuk memproduksi di dalam
negeri.
PT Amarox Pharma Global telah
memastikan ketersediaan 400 ribu Molnupiravir yang diimpor dari India dan akan
mulai memproduksi dalam negeri pada Maret 2022.
Satu lagi adalah BUMN Farmasi PT
Kimia Farma Tbk yang mengumumkan telah mendapatkan sub-lisensi dari Medicine
Patent Pool (MPP) untuk memfasilitasi akses globalyang terjangkau untuk
Molnupiravir yang produksi akan dimulai sekitar Juni 2022.
Menurut penelitian Fischer dkk
(2021), Molnupiravir bekerja dengan mengurangi kemampuan virus dalam hal
bereplikasi sehingga memperlambat penyebaran dan kerja virus di dalam tubuh.
Penelitian lain menemukan bahwa
Varian Omicron memiliki perbedaan dari jenis Covid lainnya terutama pada
protein spike-nya.
Dimana protein spike ini menjadi
target dalam pengembangan vaksin dan antivirus terhadap SARS-CoV2, karena di
daerah protein spike ini cenderung bermutasi.
Merck yang merupakan perusahaan
Amerika Serikat penemu Molnupiravir menyampaikan bahwa Molnupiravir bekerja di
bagian virus yang sama sekali berbeda seperti pada varian Omicron. Perusahaan
ini mengklaim bahwa Molnupiravir efektif melawan varian Omicron.
Pada 13 Januari 2022, BPOM telah
mengumumkan Molnupiravir dapat digunakan untuk pengobatan pasien Covid-19 yang
bergejala ringan sampai dengan sedang pada pasien dewasa (usia 18 tahun ke
atas).
Dengan catatatan bahwa pasien
tersebut adalah pasien yang tidak memerlukan pemberian oksigen dan memiliki
peningkatan risiko menjadi infeksi COVID-19 berat.
Molnupiravir tersebut dapat
diberikan dua kali sehari sebanyak 4 kapsul (@200 mg) selama 5 (lima) hari
Selain itu, BPOM telah melakukan
evaluasi dari aspek keamanan dan tolerabilitas. Hasilnya pemberian Molnupiravir
relatif aman dan memberikan efek samping yang dapat ditoleransi.
Adapun efek samping yang paling
sering dilaporkan adalah mual, sakit kepala, mengantuk, nyeri abdomen, dan
nyeri orofaring.
Disamping itu, hasil uji
non-klinik dan uji klinik, molnupiravir tidak menyebabkan gangguan fungsi hati.
Sementara untuk kontraindikasi,
Molnupiravir tidak boleh digunakan pada wanita hamil dan untuk wanita usia
subur yang tidak hamil harus menggunakan kontrasepsi selama pemberian
Molnupiravir.
Untuk aspek efikasi, hasil uji
klinik fase 3 menunjukkan Molnupiravir dapat menurunkan risiko hospitalisasi
(risiko dirawat di rumah sakit) atau kematian sebesar 30% pada pasien COVID-19
derajat ringan hingga sedang dan 24,9% pada pasien COVID-19 ringan.
Harapan efektivitas dan keampuhan
Molnupiravir sebagai obat baru Covid-19 dan ketersediaannya yang cukup di
sarana kesehatan menjadi faktor penting dalam upaya menghadapi ledakan kasus
Covid-19 varian Omicron.
Posting Komentar untuk "Mengenal Molnupiravir, Harapan Baru Melawan Omicron"