Pandemi, Digital Healthcare, dan Metaverse dalam Layanan Kesehatan
Ilustrasi digital healthcare (Sumber : iStock) |
(Artikel ini telah tayang di Kompasiana)
Pandemi COVID-19 dan berbagai dampaknya tidak dapat
dipungkiri mengubah tatanan ekonomi di seluruh dunia selama bertahun-tahun dan
bahkan beberapa dekade mendatang.
Dalam keadaan darurat, kebutuhan baru muncul untuk mengatasi
tantangan yang ada yang telah menempatkan seluruh sektor perawatan kesehatan di
bawah tekanan dan ketidakpastian yang sangat besar.
Sampai dengan satu dekade yang lalu, hampir tidak mungkin
untuk melacak penyakit.
Saat ini, tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada
eksosistem perawatan kesehatan mendorong peningkatan adopsi teknologi digital
menggunakan Artificial Intelligence (AI), pembelajaran mesin, analitik data besar,
dan sistem informasi global, penambangan data, dan penggalian wawasan,
mengidentifikasi lokasi virus dengan lebih mudah dan lebih akurat, untuk
mendapatkan respons yang lebih cepat.
Selain itu juga untuk mengumpulkan dan memproses data dalam
jumlah besar dalam berbagai konteks untuk mendukung proses pengambilan
keputusan, bisnis, dan kebijakan.
Sistem perawatan kesehatan yang ditingkatkan secara digital
akan memiliki potensi untuk memungkinkan individu mendapatkan informasi lebih
langsung tentang perawatan mereka dan menjadi bertanggung jawab dalam mengelola
kesehatannya.
Internet of things (IoT), jaringan telekomunikasi 5G,
analitik data besar, AI menggunakan pembelajaran mendalam dan teknologi rantai
blok memungkinkan interaksi tanpa batas yang terhubung ke pasien.
Selanjutnya diperlukan tindakan kolektif yang diambil oleh
para pemangku kepentingan yang terlibat dalam ekosistem layanan
kesehatan.
Dalam hal ini dokter, ahli epidemiologi, apoteker, perawat,
Kementerian, rumah sakit, pemasok perangkat, dan semua organisasi yang
berkontribusi untuk mengurangi penyebaran pandemi dengan mengoordinasikan upaya
mereka termasuk dalam mengadopsi teknologi digital.
Pemanfaatan teknologi digital
Di antara teknologi digital yang mendukung ekosistem
perawatan kesehatan di masa pandemi, antara lain, pertama penggunaan big data
sangat penting dalam pengelolaan pandemi COVID-19, bersama dengan penggunaan
algoritme prediktif yang dapat membantu untuk memahami tingkat penularan virus
dan populasi yang berisiko, riwayat alami penyakit tersebut, tingkat
kematiannya dan pilihan pengobatan terbaik serta tindakan pencegahan dan
pengendalian.
Peran penting big data didasarkan pada analisis tingkat
infeksi, karena terkumpulnya data yang berasal dari berbagai sumber (rumah
sakit, laboratorium klinik, Kementerian Kesehatan, Dinas kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota) adalah isu utama.
Kedua, IoT yang merupakan jaringan perangkat elektronik
pintar atau teknologi untuk mengirimkan sinyal data.
Di masa COVID-19, teknologi IoT memiliki potensi untuk
mengubah perawatan kesehatan berbasis tradisional melalui akses yang
disederhanakan ke data pasien real time dan pemantauan pasien jarak jauh oleh
dokter, tetapi juga berfungsi sebagai pelacak kesehatan dan memberikan
pengingat kepada pasien.
Selain itu, untuk memastikan bantuan perawatan kepada pasien
kronis, seperti e-Health, pengingat, monitor glukosa berkelanjutan, inhaler
pintar, perangkat monitor penyakit pintar, manajemen janji konsultasi dokter,
dan pengelolaan anggaran.
Ketiga, AI digunakan untuk mendeteksi COVID-19 menggunakan
data yang diperoleh dari sensor smartphone seperti kamera, mikrofon, suhu, dan
sensor.
Selain itu metode pembelajaran mesin digunakan untuk
mempelajari dan memperoleh pengetahuan tentang gejala penyakit berdasarkan data
yang dikumpulkan.
Metode AI menunjukkan efisiensi yang luar biasa dalam
mendukung pengambil keputusan dalam proses pencegahan virus ketika data
kesehatan dikumpulkan dan dibagikan di dan di antara kota-kota pintar.
Sementara itu industri medis dan farmasi menghasilkan dan
menawarkan sejumlah besar data digital, termasuk sensor yang dapat dipakai,
catatan medis elektronik, dan data klinis dan genetik.
Semakin banyak perusahaan farmasi mengetahui tentang pasien,
semakin besar kemungkinan mereka untuk memilih obat dan rencana perawatan
individu yang akan memberikan hasil terbaik.
Pada saat yang sama, pertumbuhan pesat kemampuan komputasi
memungkinkan perusahaan untuk membentuk dan menyediakan data untuk diproses
berdasarkan mesin canggih dan algoritma pembelajaran mendalam, yang merupakan
dasar dari kecerdasan buatan (AI).
Digitalisasi data medis yang dikumpulkan dari industri
farmasi selama beberapa dekade dan analisis manusia berikutnya tidak memberikan
peningkatan yang signifikan dalam efisiensi industri.
AI memungkinkan pemrosesan data pasien secara real-time,
memilih kandidat terbaik untuk uji klinis, bertukar informasi dengan pasien,
dokter, provider, dan perusahaan asuransi.
AI dapat menjadi kunci bagi masalah industri yang belum
terpecahkan, seperti waktu dan biaya pengembangan obat.
Dengan dukungan pemrosesan dan analisis data grafik, teks,
dan rekaman suara, AI memiliki potensi analisis yang lebih cepat dan akurat
dibandingkan manusia atau teknologi lainnya.
Setelah teknologi digital berkembang dengan cepat dan
didorong oleh kondisi pandemi COVID-19, selanjutnya teknologi baru telah muncul
dan diinisiasi oleh banyak perusahaan besar teknologi. Perusahaan-perusahaan
ini percaya bahwa metaverse akan menjadi hal besar berikutnya.
Metaverse dalam layanan kesehatan
Berawal dari penggambaran dalam novel tentang manusia sebagai
avatar yang berinteraksi satu sama lain dan agen perangkat lunak dalam ruang
virtual 3D, metaverse kini dikenal sebagai ruang virtual yang dimasuki
menggunakan headset.
Ini akan menghubungkan berbagai lingkungan digital yang
dapat digunakan untuk segala hal mulai dari pekerjaan hingga kegiatan rekreasi
seperti konser, menonton bioskop, olahraga ataupun berbelanja.
Metaverse dapat dibilang sebagai perkembangan lebih lanjut dari Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Selayaknya perubahan yang terjadi pada ponsel Nokia ke smartphone modern.
Seperti diketahui, teknologi VR dan AR telah meningkat pesat
beberapa tahun terakhir. Perusahaan besar seperti Roblox, Microsoft dan Nvidia
percaya bahwa metaverse bisa menjadi hal besar berikutnya dan telah merintis
perkembangan teknologi ini. Bahkan Facebook telah mengubah nama perusahaan
mereka dari Facebook Inc menjadi Meta.
Perkembangan awal metaverse pada sektor perawatan kesehatan
sebenarnya telah ditandai dengan pengadopsian teknologi VR dan AR, antara lain
untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan medis misalnya program AR digunakan
untuk mensimulasikan pertemuan pasien dan pembedahan, memungkinkan mahasiswa
kedokteran untuk memvisualisasikan dan mempraktikkan teknik baru. Lebih lanjut
pada metaverse dengan dukungan AI, robot bedah akan belajar cara mengoperasikan
bedah pada manusia.
Selain itu, metaverse mendukung prosedur bedah dan penilaian
pra/pasca operasi. Misalnya pengangkatan tumor kanker hingga melakukan operasi
tulang belakang yang rumit dengan tingkat ketepatan dan fleksibilitas bedah
yang lebih baik.
Begitupun penilaian pra-operasi dan pasca-operasi juga dapat
mengambil manfaat dari penggunaan AR untuk mengoptimalkan hasil bedah dengan
intervensi yang lebih dipersonalisasi yang berakar pada analitik data.
Lebih lanjut metaverse dapat berdampak pada kesehatan,
kebugaran, dan kualitas hidup. Penggunaannya dalam skenario perawatan kesehatan
sebagian besar terbatas pada aplikasi kesehatan dan kebugaran saat ini,
misalnya AR digunakan untuk memberikan latihan yang lebih cerdas dengan
bimbingan dari instruktur virtual. Begitupun VR dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup penderita demensia.
Solusi yang melibatkan VR dan AR diharapkan meningkatkan
pengalaman dan hasil pasien. Namun apakah metaverse kemudian dapat digunakan
dalam waktu dekat pada perawatan kesehatan?
Jawabannya tentu akan diperoleh seiring dengan perkembangan
lebih lanjut dari teknologi metaverse itu sendiri. Di mana teknologi ini
memiliki potensi luar biasa untuk transformasi dan peningkatan layanan
kesehatan.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul
"Pandemi, Digital Healthcare, dan Metaverse dalam Layanan Kesehatan",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/mujasteguh9915/61c9b9f49bdc403b332b53d2/pandemi-dan-digital-healthcare-lalu-metaverse
Posting Komentar untuk "Pandemi, Digital Healthcare, dan Metaverse dalam Layanan Kesehatan"